TUGAS
SISTEM
INTEGUMEN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA GONORHEA
Di
Susun Oleh :
1.
Apriliana rani S
2.
Rita
3.
Wilda qurota’yun
4.
Jhonsensius seran
5.
Oji nasrul
6.
M. Rosid Baihaqi
7. Melliya Andriyanti
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
2015
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaium Wr. Wb.
Alhamdulilllah kami panjatkan puji syukur kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk dapat
melaksanakan dan menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam
makalah ini masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan karena keterbatasan
data dan pengetahuan penulis serta waktu yang ada saat ini, dengan rendah hati
penulis makalah ini mengharap kritik dan saran yang membangun dari kalangan
pembimbing untuk kesempurnaan makalah yang kami kerjakan ini.
Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih yang
sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikanya
kegiatan makalah untuk mata kuliah sistem muskuluskeletal, terutama kepada
dosen pembimbing. Terlepas dari semua kekurangan penulisan maklah ini, baik
dalam susunan dan penulisanya yang salah, penulis memohon maaf dan berharap
semoga penulisan makalah ini bermanfaat khususnya kepada kami selaku penulis
dan umumnya kepada pembaca yang budiman.
Akhirnya, semoga Allah senantiasa meberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada siapa saja yang mencintai pendidikan. Amin Ya Robbal Alamin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jombang, 07 Oktober 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kencing
nanah atau gonore (bahasa Inggris: gonorrhea atau
gonorrhoea) adalah penyakit menular seksual yang disebabkan
oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher
rahim, rektum, tenggorokan, dan bagian putih mata (konjungtiva).
Gonore bisa menyebar melalui aliran
darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita,
gonore bisa menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam
pinggul sehingga timbul nyeri pinggul dan gangguan reproduksi (Wikipedia). Namun
penyakit gonore ini dapat juga ditularkan melalui ciuman atau kontak badan
yang dekat. Kuman patogen tertentu yang mudah menular dapat ditularkan
melalui makanan, transfusi darah, alat suntik yang digunakan untuk obat bius.
Penyakit menular seksual juga
disebut penyakit venereal merupakan penyakit yang paling sering ditemukan di
seluruh dunia. Pengobatan penyakit ini efektif dan penyembuhan cepat sekali.
Namun, beberapa kuman yang lebih tua telah menjadi kebal terhadap obat-obatan
dan telah menyebar ke seluruh dunia dengan adanya banyak perjalanan yang
dilakukan orang-orang melalui transportasi udara
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan gonore ?
2.
Apa penyebabnya gonore
?
3.
Apa faktor resiko gonore ?
4.
Bagaimana mekanismenya penyakit gonore ?
5.
Apa saja tanda dan gejala penyakit gonore ?
6.
Bagaimana pemeriksaan penunjang pada penyakit gonore ?
7.
Apa saja komplikasi penyakit gonore?
8.
Bagaimana penatalaksanaan pada pasien dengan penyakit
gonore ?
9.
Bagaimana proses asuhan keperawatan pada klien dengan
diagnosa gonore ?
C.
Tujuan
1.
Untuk memahami definisi tentang gonore
2.
Untuk memahami tentang penyebab gonore
3.
Untuk mengetahui
resiko gonore
4.
Untuk memahami tentang mekanisme proses penyakit gonore
5.
Untuk memahami tentang tanda dan gejala gonore
6.
Untuk mengetahui
pemeriksaan penunjang gonore
7.
Untuk memahami tentang komplikasi penyakit gonore
8.
Untuk memahami tentang penatalaksanaan penyakit gonore
9.
Untuk memahami tentang proses asuhan keperawatan pada pasien dengan
penyakit gonore
BAB II
PEMBAHASAN
1)
Defenisi
Kencing
nanah atau gonorrhea adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher
rahim, rektum, tenggorokan, dan bagian putih mata (konjungtiva).
Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke
bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa
menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam pinggul sehingga
timbul nyeri pinggul dan gangguan reproduksi.Namun penyakit gonore ini dapat
juga ditularkan melalui ciuman atau kontak badan yang dekat. Kuman
patogen tertentu yang mudah menular dapat ditularkan melalui makanan, transfusi
darah, alat suntik yang digunakan.
2) Etiologi
Penyebab pasti penyakit gonore
adalah bakteri Neisseria gonorrhea / Gonokok
yang bersifat patogen. Kuman tersebut termasuk
dalam grup Neisseria dan dikenal ada 4 spesies,
yaitu N. gonorrhoeae dan N. meningitidis yang bersifat patogen serta N.
cattarrhalis dan N. pharyngis sicca yang bersifat komensal. Keempat spesies ini sukar
dibedakan kecuali dengan tes fermentasi.
3) Patofisiologi
Bakteri secara langsung menginfeksi uretra,
endoserviks, saluran anus, konjungtiva dan farings.Infeksi dapat meluas dan
melibatkan prostate, vas deferens, vesikula seminalis, epididimis dan testis
pada pria dan kelenjar skene, bartholini, endometrium, tuba fallopi dan ovarium
pada wanita.
Setelah melekat, gonokokus berpenetrasi ke
dalam sel epitel dan melalui jaringan sub epitel di mana gonokokus ini terpajan
ke system imun (serum, komplemen, immunoglobulin A(IgA), dan lain-lain), dan
difagositosis oleh neutrofil. Virulensi bergantung pada apakah gonokokus mudah
melekat dan berpenetrasi ke dalam sel penjamu, begitu pula resistensi terhadap
serum, fagositosis, dan pemusnahan intraseluler oleh polimorfonukleosit.Faktor
yang mendukung virulensi ini adalah pili,
protein,
membrane bagian luar,
lipopolisakarida, dan protease IgA.Daerah yang paling mudah terinfeksi ialah
daerah epitel kolumnar dari uretra dan endoserviks, kelenjar dan duktus
parauretra pada pria dan wanita, kelenjar Bartolini, konjungtiva mata dan
rectum.Infeksi primer yang terjadi pada wanita yang belum pubertas terjadi di
daerah epitel skuamosa dari vagina.
Patway (
terlampir )
4) Manifestasi Klinis
a)
Pada pria
1) Masa tunas gonore sangat singkat,
pada pria umumnya bervariasi antara 2-5
hari,
kadang - kadang lebih lama karena pengobatan diri sendiri tapi dengan
dosis yang tidak cukup atau gejala
sangat samar sehingga tidak diperhatikan.
2) Gejalanya berawal sebagai rasa
tidak enak pada uretra kemudian diikuti nyeri
Ketika berkemih
3)
Disuria
yang timbul mendadak, rasa buang air kecil disertai dengan keluarnya lendir
mukoid dari uretra
4)
Retensi
urin akibat inflamasi prostat
5)
Keluarnya
nanah dari penis atau kadang-kadang sedikit mengandung darah.
6)
Tempat masuk kuman pada pria di
uretra menimbulkan uretritis.
7)
Keluhan
subyektif berupa rasa gatal, panas sewaktu kencing terdapat pada ujung penis
atau bagian distal uretra, perasaan nyeri saat ereksi.
b) Pada
wanita
1)
Gejala
awal biasanya timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi
2)
Penderita seringkali tidak
merasakan gejala selama beberapa minggu atau bulan (asimtomatis)
3)
Jika
timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Namun, beberapa penderita menunjukkan
gejala yang berat seperti desakan untuk berkemih
4)
Nyeri ketika berkemih
5)
Keluarnya
cairan dari vagina
6)
Demam
7)
Infeksi dapat menyerang leher
rahim, rahim, indung telur, uretra, dan rektum serta menyebabkan nyeri pinggul
yang dalam ketika berhubungan seksual
8)
Pada
pemeriksaan, serviks tampak merah dengan erosi dan sekret mukopurulen. Wanita
dan pria homoseksual yang melakukan hubunga seks melalui anus, dapat menderita
gonore di rektumnya. Penderita akan merasa tidak nyaman disekitar anusnya dan
dari rektumnya keluar cairan. Daerah disekitar anus tampak merah dan kasar
serta tinja terbungkus oleh lendir dan nanah.
9)
Pada umumnya terdapat rasa sakit pada punggung bagian
bawah, bersama-sama keadaan tidak enak badan
5)
Komplikasi
Dapat timbul komplikasi berupa bartolitis,
yaitu membengkaknya kelenjar Bartholin sehingga penderita sukar jalan karena
nyeri.Komplikasi dapat ke atas menyebabkan kemandulan, bila ke rongga perut
menyebabkan radang di perut dan usus.Selain itu baik pada wanita atau pria
dapat terjadi infeksi sistemik (seluruh tubuh) ke sendi, jantung, selaput otak
dan lain-lain.Pada ibu hamil, bila tidak diobati, saat melahirkan mata bayi
dapat terinfeksi, bila tidak cepat ditangani dapat menyebabkan kebutaan.Infeksi
kadang menyebar melalui aliran darah atau beberapa sendi, dimana sendi menjadi
bengkak dan sangat nyeri, sehingga pergerakannya menjadi terbatas.Infeksi
melalui aliran darah juga bisa menyebabkan timbulnya bintik-bintik merah berisi
nanah di kulit, demam, rasa tidak enak badan atau nyeri di beberapa sendi yang
berpindah dari satu sendi kesendi lainnya (sindroma artritis-dermatitis).
Bisa terjadi infeksi jantung
(endokarditis).Infeksi pembungkus hati (perihepatitis) bisa menyebabkan nyeri
yang menyerupai kelainan kandung empedu.
6) Penatalaksanaan
a)
Medikamentosa
Gonore biasanya diobati dengan suntikan tunggal
seftriakson intramuskuler (melalui otot) atau dengan pemberian antibiotik
per-oral (melalui mulut) selama 1 minggu (biasanya diberikan doksisiklin).Jika
gonore telah menyebar melalui aliran darah, biasanya penderita dirawat di rumah
sakit dan mendapatkan antibiotik intravena (melalui pembuluh darah, infus).
Walaupun semua gonokokus sebelumnya
sangansensitif terhadap penicilin, banyak ‘strain’ yang sekarang relatif
resisten. Terapi penicillin, amoksisilin, dan tetrasiklin masih tetap merupakan
pengobatan pilihan.
Untuk
sebagian besar infeksi, penicillin G dalam aqua 4,8 unit ditambah 1 gr
probonesid per- oral sebelum penyuntikan penicillin merupakan pengobatan yang
memadai.
Spectinomycin berguna untuk penyakit gonokokus
yang resisten dan penderita yang peka terhadap penicillin. Dosis: 2 gr IM untuk
pria dan 4 gr untuk wanita.Pengobatan jangka panjang diperlukan untuk
endokarditis dan meningitis gonokokus.
b)
Non-medikamentosa
1) Memberikan
pendidikan kepada klien dengan menjelaskan tentang:
2) Bahaya
penyakit menular seksual
3) Pentingnya
mematuhi pengobatan yang diberikan
4) Cara
penularan PMS dan perlunya pengobatan untuk pasangan seks tetapnya
5) Hindari
hubungan seksual sebelum sembuh dan memakai kondom jika tidak dapat dihindari.
6) Cara-cara
menghindari infeksi PMS di masa yang akan datang.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a)
Data Pribadi
1.
Identitas
Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa,
pekerjaan, pendidikan, status perkawinan, alamat, tgl MRS, dll.
2.
Keluhan utama
Biasanya nyeri (saat kencing).
3.
Riwayat
penyakit dahulu
Tanyakan apakah pasien pernah menderita
penyakit berat (sinovitis, artritis).
4.
Riwayat penyakit sekarang
P = Tanyakan penyebab terjadinya infeksi
Q = Tanyakan bagaimana gambaran rasa nyeri
tersebut.
R = Tanyakan pada daerah mana yang sakit,
apakah menjalar,,,
S = Kaji skala nyeri untuk dirasakan
T = Kapan keluhan dirasakan.
5.
Riwayat
kesahatan keluarga
Tanyakan pada klien apakah ada anggota keluarga
yang menderita penyakit yang sama seperti yang diderita sekarang.
b)
Pengkajian persistem
1. Sistem Integumen
Biasanya terjadi inflamasi
jaringan sekitar uretra, genital lesions dan skin rashes.
2. Sistem Kardiovaskuler
Kaji apakah bunyi jantung normal / mengalami
gangguan, biasanya pada klien
bunyi jantung normal, namun akan mengalami peningkatan nadi karena proses dari
inflamasi yang mengakibatkan demam.
3. Sistem Pernafasan
Perlu dikaji pola nafas
klien, auskultasi paru – paru untuk mengetahui bunyi nafas, dan juga kaji
anatomi pada sistem pernafasan, apakah terjadi peradangan atau tidak. Biasanya
pada klien terdapat peradangan pada faringnya karena adanya penyakit.
4. Sistem Penginderaan
Kaji konjungtiva, apakah ada peradangan /
tidak.( Konjungtiva
tidak mengalami
peradangan, namun akan mengalami
peradangan jika pada konjungtivitis gonore dan juga bisa ditemukan adanya pus )
5. Sistem Pencernaan
Kaji mulut dan tenggorokan termasuk toksil.
Apakah terdapat diare / tidak.
Anus
Biasanya pasien mengalami inflamasi jaringan
akibat infeksi yang menyebabkan klien
sulit dan nyeri saat BAB
6. Sistem Perkemihan
Biasanya klien akan
mengalami, retensi urin karena
inflamasi prostat, keluar nanah dari penis dan kadang–kadangujung uretra disertai darah, pembengkakan frenulum pada pria, dan pembengkakan
kelenjar bartoloni serta labio mayora pada wanita yang juga disertai dengan
nyeri tekan.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri saat BAK berhubungan dengan
adanya reaksi inflamasi pada uretra
2. Perubahan pola eliminasi
urin berhubungan dengan inflamasi pada prostat.
3. Ansietas berhubungan dengan kurang
informasi tentang proses penyakit dan
pengobatannya.
C. Intervensi
DIAGNOSA
|
KRITERIA HASIL
|
INTERVENSI KEPERAWATAN
|
1.
Nyeri b.d reaksi Infeksi
|
· Tujuan : setelah dilakukan asuhan
keperawatan klien akan merasa nyaman saat berkemih.
K Kriteria Hasil :
a. Klien tampak rileks saat berkemih
b. Klien secara verbal mengatakan tidak sakit / tidak
nyeri
c. Klien akan menggunakan pencegahan non analgetik untuk
mengurangi rasa nyerinya.
d. Skala nyeri klien 2 – 3
e. Tanda – tanda vital klien dalam batas normal
f. Klien tampak tenang
|
1. Observasi tanda-tanda nyeri non verbal, seperti
ekspresi wajah gelisah, menangis.
R/ : Mengetahui tingkat rasa nyeri yang dirasakan pasien
2. Observasi skala nyeri.
R/ : Mengetahui skala
nyeri yang dirasakan oleh pasien
3. Observasi tanda-tanda vital.
R/ : Mengetahui perkembangan dari penyakit
4. Ajarkan klien tehnik relaksasi dan dekstraksi untuk
mengurangi nyeri.
R/ : Dengan tehnik
relaksasi dan dekstraksi dapat mengurangi rasa nyeri
5. Berikan lingkungan yang nyaman dan tenang.
R/ : klien akan merasa
nyaman dan tenang
6. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi
analgesik.
R/ : Melaksanakan fungsi independen dan analgesik dapat
mengurangi rasa nyeri
|
Perubahan pola eliminasi urin berhubungan dengan
proses inflamasi.
|
Tujuan :
pola eliminasi tidak terganggu lagi.
Kriteria
hasil :
a. urin akan menjadi kontinens
b. Eliminasi
urin tidak akan terganggu
c. pengeluaran
urin tanpa disertai nyeri
|
1. Pantau
eliminasi urin meliputi: frekuensi, konsistensi, bau, volume, dan warna
dengan tepat.
R/ : membantu dalam menentukan intervensi..
2. Ajarkan
pasien dan keluarga tentang tanda dan gejala inferksi saluran kemih.
R/ : agar keluarga tahu apabila pasien
mengalami ISK.
3. Sarankan
pasien untuk minum sebanyak 3000 cc per hari.
R/ : membantu mempertahankan fungsi ginjal,
mencegah infeksi dan pembentukan batu.
4. Rujuk
pada ahli urologi bila penyebab akut ditemukan.
R/ :
membantu dalam mengurangi ganggua pola
eliminasi pasien.
|
Ansietas berhubungan dengan kurang
informasi tentang proses penyakit dan pengobatannya.
|
Tujuan:
kecemasan klien berkurang.
kriteria
hasil :
1.
wajah klien nampak tenang dan rileks
2.
klien
tidak lagi bertanya tentang penyakitnya.
|
a. tingkat
kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat kecemasan (takikardi, takipneu,
ekspresi cemas non verbal).
R/ :
Indikator derajat ansietas/ sterss. Stress dapat terjadi sebagai akibat
kondisi fisik.
b. Berikan
informasi yang akurat tentang prosedur dan pengobatan.
R/ : mengurangi ansietas pasien.
c. Dorong
untuk mengungkapkan perasaaan. Berikan umpan bailk.
R/ : membuat hubungan terapeutik dan membantu
pasien dalam mengidentifikasi masalah yang menyebabkan stress
d. Berikan
lingkungan yang nyaman.
R/
: untuk meningkatkan relaksasi, membantu menurunkan stress.
|
D.
Evaluasi
1. klien akan merasa nyaman saat berkemih.
2. Pola eliminasi tidak terganggu lagi
3. Klien tidak merasa cemas lagi
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kencing
nanah atau gonorrhea adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher
rahim, rektum, tenggorokan, dan bagian putih mata (konjungtiva). Penyebab pasti penyakit gonore adalah bakteri Neisseria
gonorrhea / Gonokok yang bersifat
patogen.
Bakteri
secara langsung menginfeksi uretra, endoserviks, saluran anus, konjungtiva dan
farings.Infeksi dapat meluas dan melibatkan prostate, vas deferens, vesikula
seminalis, epididimis dan testis pada pria dan kelenjar skene, bartholini,
endometrium, tuba fallopi dan ovarium pada wanita.
Setelah
melekat, gonokokus berpenetrasi ke dalam sel epitel dan melalui jaringan sub
epitel di mana gonokokus ini terpajan ke system imun (serum, komplemen,
immunoglobulin A(IgA), dan lain-lain), dan difagositosis oleh neutrofil.
Virulensi bergantung pada apakah gonokokus mudah melekat dan berpenetrasi ke
dalam sel penjamu, begitu pula resistensi terhadap serum, fagositosis, dan
pemusnahan intraseluler oleh polimorfonukleosit.Faktor yang mendukung virulensi ini adalah pili, protein,
membrane bagian luar, lipopolisakarida, dan protease IgA.Daerah yang paling
mudah terinfeksi ialah daerah epitel kolumnar dari uretra dan endoserviks,
kelenjar dan duktus parauretra pada pria dan wanita, kelenjar Bartolini,
konjungtiva mata dan rectum.Infeksi primer yang terjadi pada wanita yang belum
pubertas terjadi di daerah epitel skuamosa dari vagina.
DAFTAR PUSTAKA
http://viethanurse.wordpress.com/2009/02/27/asuhan-keperawatan-klien-dengan-gonorrhea
http://galanggalih.blogspot.com/2012/12/asuhan-keperawatan-pada-pasien-gonore.html