Rabu, 07 Desember 2016

ASUHAN KEPERAWATAN PADA GONORHEA



TUGAS
  SISTEM INTEGUMEN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA GONORHEA
                                                                          







Di Susun Oleh :

1.      Apriliana rani S
2.      Rita
3.      Wilda qurota’yun
4.      Jhonsensius seran
5.      Oji nasrul
6.      M. Rosid Baihaqi
7.   Melliya Andriyanti






SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
2015


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaium Wr. Wb.
Alhamdulilllah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk dapat melaksanakan dan menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan karena keterbatasan data dan pengetahuan penulis serta waktu yang ada saat ini, dengan rendah hati penulis makalah ini mengharap kritik dan saran yang membangun dari kalangan pembimbing untuk kesempurnaan makalah yang kami kerjakan ini.

Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikanya kegiatan makalah untuk mata kuliah sistem muskuluskeletal, terutama kepada dosen pembimbing. Terlepas dari semua kekurangan penulisan maklah ini, baik dalam susunan dan penulisanya yang salah, penulis memohon maaf dan berharap semoga penulisan makalah ini bermanfaat khususnya kepada kami selaku penulis dan umumnya kepada pembaca yang budiman.

Akhirnya, semoga Allah senantiasa meberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada siapa saja yang mencintai pendidikan. Amin Ya Robbal Alamin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.



Jombang, 07 Oktober 2015
Penyusun


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kencing nanah atau gonore (bahasa Inggris:  gonorrhea  atau  gonorrhoea) adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan bagian putih mata (konjungtiva).
Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam pinggul sehingga timbul nyeri pinggul dan gangguan reproduksi (Wikipedia). Namun penyakit gonore ini dapat juga ditularkan melalui ciuman atau kontak badan yang dekat. Kuman  patogen tertentu yang mudah menular dapat ditularkan melalui makanan, transfusi darah, alat suntik yang digunakan untuk obat bius.
Penyakit menular seksual juga disebut penyakit venereal merupakan penyakit yang paling sering ditemukan di seluruh dunia. Pengobatan penyakit ini efektif dan penyembuhan cepat sekali. Namun, beberapa kuman yang lebih tua telah menjadi kebal terhadap obat-obatan dan telah menyebar ke seluruh dunia dengan adanya banyak perjalanan yang dilakukan orang-orang melalui transportasi udara


B.     Rumusan Masalah
1.        Apa yang dimaksud dengan gonore ?
2.        Apa penyebabnya gonore ?
3.       Apa faktor resiko gonore ?
4.        Bagaimana mekanismenya penyakit gonore ?
5.       Apa saja tanda dan gejala penyakit gonore ?
6.       Bagaimana pemeriksaan penunjang pada penyakit gonore ?
7.      Apa saja komplikasi penyakit gonore?
8.        Bagaimana penatalaksanaan pada pasien dengan penyakit gonore ?
9.        Bagaimana proses asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa gonore ?

C.    Tujuan
1.       Untuk memahami definisi tentang gonore
2.       Untuk memahami tentang penyebab gonore
3.      Untuk mengetahui resiko gonore
4.       Untuk memahami tentang mekanisme proses penyakit gonore
5.       Untuk memahami tentang tanda dan gejala gonore
6.      Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang gonore
7.        Untuk memahami tentang komplikasi penyakit gonore
8.         Untuk memahami tentang penatalaksanaan penyakit gonore
9.       Untuk memahami tentang proses asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit gonore


BAB II
PEMBAHASAN
1)      Defenisi
Kencing nanah atau gonorrhea  adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan bagian putih mata (konjungtiva).
 Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam pinggul sehingga timbul nyeri pinggul dan gangguan reproduksi.Namun penyakit gonore ini dapat juga ditularkan melalui ciuman atau kontak badan yang dekat. Kuman  patogen tertentu yang mudah menular dapat ditularkan melalui makanan, transfusi darah, alat suntik yang digunakan.

2)      Etiologi
Penyebab pasti penyakit gonore adalah bakteri Neisseria gonorrhea / Gonokok yang bersifat patogen. Kuman tersebut termasuk dalam grup Neisseria dan dikenal ada 4 spesies, yaitu N. gonorrhoeae dan N. meningitidis yang bersifat patogen serta N. cattarrhalis dan N. pharyngis sicca yang bersifat komensal. Keempat spesies ini sukar dibedakan kecuali dengan tes fermentasi.

3)       Patofisiologi
Bakteri secara langsung menginfeksi uretra, endoserviks, saluran anus, konjungtiva dan farings.Infeksi dapat meluas dan melibatkan prostate, vas deferens, vesikula seminalis, epididimis dan testis pada pria dan kelenjar skene, bartholini, endometrium, tuba fallopi dan ovarium pada wanita.
Setelah melekat, gonokokus berpenetrasi ke dalam sel epitel dan melalui jaringan sub epitel di mana gonokokus ini terpajan ke system imun (serum, komplemen, immunoglobulin A(IgA), dan lain-lain), dan difagositosis oleh neutrofil. Virulensi bergantung pada apakah gonokokus mudah melekat dan berpenetrasi ke dalam sel penjamu, begitu pula resistensi terhadap serum, fagositosis, dan pemusnahan intraseluler oleh polimorfonukleosit.Faktor yang mendukung virulensi ini adalah pili, protein,
membrane bagian luar, lipopolisakarida, dan protease IgA.Daerah yang paling mudah terinfeksi ialah daerah epitel kolumnar dari uretra dan endoserviks, kelenjar dan duktus parauretra pada pria dan wanita, kelenjar Bartolini, konjungtiva mata dan rectum.Infeksi primer yang terjadi pada wanita yang belum pubertas terjadi di daerah epitel skuamosa dari vagina.

            Patway ( terlampir )

4)      Manifestasi Klinis
a)      Pada pria
1)      Masa tunas gonore sangat singkat, pada pria umumnya bervariasi antara 2-5
hari, kadang - kadang lebih lama karena pengobatan diri sendiri tapi dengan
dosis yang tidak cukup atau gejala sangat samar sehingga tidak diperhatikan.
2)      Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra kemudian diikuti nyeri
Ketika berkemih
3)      Disuria yang timbul mendadak, rasa buang air kecil disertai dengan keluarnya lendir mukoid dari uretra
4)      Retensi urin akibat inflamasi prostat
5)      Keluarnya nanah dari penis atau kadang-kadang sedikit mengandung darah.
6)       Tempat masuk kuman pada pria di uretra menimbulkan uretritis.
7)      Keluhan subyektif berupa rasa gatal, panas sewaktu kencing terdapat pada ujung penis atau bagian distal uretra, perasaan nyeri saat ereksi.
b)      Pada wanita
1)      Gejala awal biasanya timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi
2)       Penderita seringkali tidak merasakan gejala selama beberapa minggu atau bulan (asimtomatis)
3)      Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Namun, beberapa penderita menunjukkan gejala yang berat seperti desakan untuk berkemih
4)       Nyeri ketika berkemih
5)      Keluarnya cairan dari vagina
6)       Demam
7)       Infeksi dapat menyerang leher rahim, rahim, indung telur, uretra, dan rektum serta menyebabkan nyeri pinggul yang dalam ketika berhubungan seksual
8)      Pada pemeriksaan, serviks tampak merah dengan erosi dan sekret mukopurulen. Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubunga seks melalui anus, dapat menderita gonore di rektumnya. Penderita akan merasa tidak nyaman disekitar anusnya dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah disekitar anus tampak merah dan kasar serta tinja terbungkus oleh lendir dan nanah.
9)       Pada umumnya terdapat rasa sakit pada punggung bagian bawah, bersama-sama keadaan tidak enak badan

5)       Komplikasi
Dapat timbul komplikasi berupa bartolitis, yaitu membengkaknya kelenjar Bartholin sehingga penderita sukar jalan karena nyeri.Komplikasi dapat ke atas menyebabkan kemandulan, bila ke rongga perut menyebabkan radang di perut dan usus.Selain itu baik pada wanita atau pria dapat terjadi infeksi sistemik (seluruh tubuh) ke sendi, jantung, selaput otak dan lain-lain.Pada ibu hamil, bila tidak diobati, saat melahirkan mata bayi dapat terinfeksi, bila tidak cepat ditangani dapat menyebabkan kebutaan.Infeksi kadang menyebar melalui aliran darah atau beberapa sendi, dimana sendi menjadi bengkak dan sangat nyeri, sehingga pergerakannya menjadi terbatas.Infeksi melalui aliran darah juga bisa menyebabkan timbulnya bintik-bintik merah berisi nanah di kulit, demam, rasa tidak enak badan atau nyeri di beberapa sendi yang berpindah dari satu sendi kesendi lainnya (sindroma artritis-dermatitis).
Bisa terjadi infeksi jantung (endokarditis).Infeksi pembungkus hati (perihepatitis) bisa menyebabkan nyeri yang menyerupai kelainan kandung empedu.






6)      Penatalaksanaan
a)      Medikamentosa
Gonore biasanya diobati dengan suntikan tunggal seftriakson intramuskuler (melalui otot) atau dengan pemberian antibiotik per-oral (melalui mulut) selama 1 minggu (biasanya diberikan doksisiklin).Jika gonore telah menyebar melalui aliran darah, biasanya penderita dirawat di rumah sakit dan mendapatkan antibiotik intravena (melalui pembuluh darah, infus).
Walaupun semua gonokokus sebelumnya sangansensitif terhadap penicilin, banyak ‘strain’ yang sekarang relatif resisten. Terapi penicillin, amoksisilin, dan tetrasiklin masih tetap merupakan pengobatan pilihan.
 Untuk sebagian besar infeksi, penicillin G dalam aqua 4,8 unit ditambah 1 gr probonesid per- oral sebelum penyuntikan penicillin merupakan pengobatan yang memadai.
Spectinomycin berguna untuk penyakit gonokokus yang resisten dan penderita yang peka terhadap penicillin. Dosis: 2 gr IM untuk pria dan 4 gr untuk wanita.Pengobatan jangka panjang diperlukan untuk endokarditis dan meningitis gonokokus.
b)      Non-medikamentosa
1)      Memberikan pendidikan kepada klien dengan menjelaskan tentang:
2)       Bahaya penyakit menular seksual
3)       Pentingnya mematuhi pengobatan yang diberikan
4)       Cara penularan PMS dan perlunya pengobatan untuk pasangan seks tetapnya
5)       Hindari hubungan seksual sebelum sembuh dan memakai kondom jika tidak dapat dihindari.
6)       Cara-cara menghindari infeksi PMS di masa yang akan datang.
                                                                                                                                     





BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A.       Pengkajian
a)      Data Pribadi
1.      Identitas
Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, status perkawinan, alamat, tgl MRS, dll.
2.      Keluhan utama
Biasanya nyeri (saat kencing).
3.       Riwayat penyakit dahulu
Tanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit berat (sinovitis, artritis).
4.      Riwayat penyakit sekarang
P = Tanyakan penyebab terjadinya infeksi
Q = Tanyakan bagaimana gambaran rasa nyeri tersebut.
R = Tanyakan pada daerah mana yang sakit, apakah menjalar,,,
S = Kaji skala nyeri untuk dirasakan
T = Kapan keluhan dirasakan.
5.       Riwayat kesahatan keluarga
Tanyakan pada klien apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama seperti yang diderita sekarang.

b)      Pengkajian persistem
1.      Sistem Integumen
Biasanya terjadi inflamasi jaringan sekitar uretra, genital lesions dan skin rashes.
2.      Sistem Kardiovaskuler
Kaji apakah bunyi jantung normal / mengalami gangguan, biasanya pada klien bunyi jantung normal, namun akan mengalami peningkatan nadi karena proses dari inflamasi yang mengakibatkan demam.



3.       Sistem Pernafasan
Perlu dikaji pola nafas klien, auskultasi paru – paru untuk mengetahui bunyi nafas, dan juga kaji anatomi pada sistem pernafasan, apakah terjadi peradangan atau tidak. Biasanya pada klien terdapat peradangan pada faringnya karena adanya penyakit.
4.      Sistem Penginderaan
Kaji konjungtiva, apakah ada peradangan / tidak.( Konjungtiva tidak mengalami peradangan, namun akan mengalami peradangan jika pada konjungtivitis gonore dan juga bisa ditemukan adanya pus )
5.       Sistem Pencernaan
Kaji mulut dan tenggorokan termasuk toksil.
Apakah terdapat diare / tidak.
Anus
Biasanya pasien mengalami inflamasi jaringan akibat infeksi yang menyebabkan klien sulit dan nyeri saat BAB
6.      Sistem Perkemihan
Biasanya klien akan mengalami, retensi urin karena inflamasi prostat, keluar nanah dari penis dan kadang–kadangujung uretra disertai darah, pembengkakan frenulum pada pria, dan pembengkakan kelenjar bartoloni serta labio mayora pada wanita yang juga disertai dengan nyeri tekan.

B.       Diagnosa Keperawatan
1.      Gangguan rasa nyaman nyeri saat BAK berhubungan dengan adanya reaksi inflamasi pada uretra
2.       Perubahan pola eliminasi urin berhubungan dengan inflamasi pada prostat.
3.       Ansietas berhubungan dengan kurang informasi tentang proses penyakit dan pengobatannya.


C.       Intervensi  
DIAGNOSA
KRITERIA HASIL
INTERVENSI KEPERAWATAN
1.      Nyeri b.d reaksi Infeksi
















































·   Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan klien akan merasa nyaman saat berkemih.
K Kriteria Hasil :
a.       Klien tampak rileks saat berkemih
b.      Klien secara verbal mengatakan tidak sakit / tidak nyeri
c.       Klien akan menggunakan pencegahan non analgetik untuk mengurangi rasa nyerinya.
d.       Skala nyeri klien 2 – 3
e.       Tanda – tanda vital klien dalam batas normal
f.       Klien tampak tenang









1.      Observasi tanda-tanda nyeri non verbal, seperti ekspresi wajah gelisah, menangis.
R/ : Mengetahui tingkat rasa nyeri yang dirasakan pasien
2.      Observasi skala nyeri.
 R/ : Mengetahui skala nyeri yang dirasakan oleh pasien
3.      Observasi tanda-tanda vital.
R/ : Mengetahui perkembangan dari penyakit
4.      Ajarkan klien tehnik relaksasi dan dekstraksi untuk mengurangi nyeri.
 R/ : Dengan tehnik relaksasi dan dekstraksi dapat mengurangi rasa nyeri
5.      Berikan lingkungan yang nyaman dan tenang.
 R/ : klien akan merasa nyaman dan tenang
6.      Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi analgesik.
R/ : Melaksanakan fungsi independen dan analgesik dapat mengurangi rasa nyeri


Perubahan pola eliminasi urin berhubungan dengan  proses inflamasi.
Tujuan :
pola eliminasi tidak terganggu lagi.
Kriteria hasil :
a.    urin akan menjadi kontinens
b.   Eliminasi urin tidak akan terganggu
c.   pengeluaran urin tanpa disertai nyeri

1.       Pantau eliminasi urin meliputi: frekuensi, konsistensi, bau, volume, dan warna dengan tepat.
R/ : membantu dalam menentukan intervensi..
2.       Ajarkan pasien dan keluarga tentang tanda dan gejala inferksi saluran kemih.
R/ : agar keluarga tahu apabila pasien mengalami ISK.
3.       Sarankan pasien untuk minum sebanyak 3000 cc per hari.
R/ : membantu mempertahankan fungsi ginjal, mencegah infeksi dan pembentukan batu.
4.        Rujuk pada ahli urologi bila penyebab akut ditemukan.
 R/ : membantu dalam mengurangi ganggua  pola eliminasi pasien.

Ansietas berhubungan dengan kurang informasi tentang proses penyakit dan pengobatannya.
Tujuan:
 kecemasan klien berkurang.
kriteria hasil :
1.      wajah klien nampak tenang dan rileks
2.       klien tidak lagi bertanya tentang penyakitnya.

a.       tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat kecemasan (takikardi, takipneu, ekspresi cemas non verbal).
 R/ : Indikator derajat ansietas/ sterss. Stress dapat terjadi sebagai akibat kondisi fisik.
b.      Berikan informasi yang akurat tentang prosedur dan pengobatan.
R/ : mengurangi ansietas pasien.
c.       Dorong untuk mengungkapkan perasaaan. Berikan umpan bailk.
R/ : membuat hubungan terapeutik dan membantu pasien dalam mengidentifikasi masalah yang menyebabkan stress
d.       Berikan lingkungan yang nyaman.
R/ : untuk meningkatkan relaksasi, membantu menurunkan stress.




D.         Evaluasi
1.        klien akan merasa nyaman saat berkemih.
2.       Pola eliminasi tidak terganggu lagi
3.      Klien tidak merasa cemas lagi
                                        






BAB IV
PENUTUP

A.       Kesimpulan
Kencing nanah atau gonorrhea  adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan bagian putih mata (konjungtiva). Penyebab pasti penyakit gonore adalah bakteri Neisseria gonorrhea / Gonokok yang bersifat patogen.
Bakteri secara langsung menginfeksi uretra, endoserviks, saluran anus, konjungtiva dan farings.Infeksi dapat meluas dan melibatkan prostate, vas deferens, vesikula seminalis, epididimis dan testis pada pria dan kelenjar skene, bartholini, endometrium, tuba fallopi dan ovarium pada wanita.
Setelah melekat, gonokokus berpenetrasi ke dalam sel epitel dan melalui jaringan sub epitel di mana gonokokus ini terpajan ke system imun (serum, komplemen, immunoglobulin A(IgA), dan lain-lain), dan difagositosis oleh neutrofil. Virulensi bergantung pada apakah gonokokus mudah melekat dan berpenetrasi ke dalam sel penjamu, begitu pula resistensi terhadap serum, fagositosis, dan pemusnahan intraseluler oleh polimorfonukleosit.Faktor yang mendukung virulensi ini adalah pili, protein, membrane bagian luar, lipopolisakarida, dan protease IgA.Daerah yang paling mudah terinfeksi ialah daerah epitel kolumnar dari uretra dan endoserviks, kelenjar dan duktus parauretra pada pria dan wanita, kelenjar Bartolini, konjungtiva mata dan rectum.Infeksi primer yang terjadi pada wanita yang belum pubertas terjadi di daerah epitel skuamosa dari vagina.







DAFTAR PUSTAKA

 http://viethanurse.wordpress.com/2009/02/27/asuhan-keperawatan-klien-dengan-gonorrhea
http://galanggalih.blogspot.com/2012/12/asuhan-keperawatan-pada-pasien-gonore.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar