Selasa, 06 Desember 2016

Makalah Kontrasepsi Diafragma



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pengaturan kelahiran menggunakan alat KB merupakan metode yang dapat dipilih selama tidak mengganggu kesuburan atau kesehatan, sehingga diharapkan dapat diatur.Tentunya dalam batas kemampuan manusia. Kapan saat yang baik untuk hamil. Tentunya tak ada metode kontrasepsi yang benar-benar bebas masalah. Tetap hamil meskipun sudah menggunakan alat KB. Umumnya banyak pasangan suami istri memilih metode yang terbaik bagi mereka, disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pasangan.
            Pada zaman sekarang perencanaan kehamilan bisa di lakukan dengan berbagai cara berupa cara alami dengan menggunakan alat dan sebagainya. Dalam makalah ini, kelompok kami akan lebih memperjelas pengetahuan tentang metode sederhana dengan alat berupa kondom dan barier intra vagina(diafragma) dan spermisida. Hal ini karena kondom lebih sering di gunakan pada kalangan masyarakat yang kurang pengetahuan tentang macam-macam metode KB.

B.     Rumusan masalah
1.      Bagaimana pengertian KB diafragma ?
2.      Bagaimana cara penggunaan KB diafragma ?
3.      Bagaimana efek samping dari KB diafragma ?

C.    Tujuan masalah
1.      Mengetahui pengertian KB diafragma.
2.      Mengetahui cara penggunaan KB diafragma.
3.      Mengetahui efek samping dari KB diafragma.

BAB II
PEMBAHASAN

A.        Pengertian
Diafragma adalah kap berbentuk bulat, cembung, terbuat dari lateks (karet) yang dimasukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutupi serviks.
Diafragma adalah mangkuk karet yang fleksibel dengan pinggir yang mudah dibengkokkan dan disisipkan di bagian atas vagina, mencegah sperma masuk ke saluran reproduksi bagian atas, untuk mencegah terjadinya konsepsi. Supaya efektif, hendaknya dipakai jelly atau krim kontrasepsi, unuk membunuh sperma. Diafragma harus tetap tinggal didalam vagina selama 6 jam setelah melakukan hubungan seksual. Untuk menggunakan diafragma, perlu diperiksa dahulu ukuran diafragma yang sesuai.
Diafragma terbuat dari lateks atau karet dengan cincin yang fleksibel dengan bentuk seperti topi yang menutupi mulut rahim. Diafragma diletakkan posterior dari simfisis pubis sehingga serviks (leher rahim) tertutupi semuanya.
Diafragma dapat dipasang 6 jam atau lebih sebelum melakukan sanggama. Bila sanggama dilakukan berulang kali pada saat yang sama, maka perlu ditambahkan spermisid setiap sebelum sanggama berikutnya.  Diafragma tidak boleh dikeluarkan selama 6-8 jam setelah sanggama selesai, pembilasan (douching) tidak diperkenankan, diafragma dapat dibiarkan didalam vagina selama 24 jam setelah sanggama selesai, lebih lama dari itu kemungkinan dapat timbul infeksi.



B.     Jenis Kontrasepsi Diafragma
a.       Flat spring (flat metal band)
Pinggir alas diafragma mempunyai lempengan logam yang pipih, diafragma ini dapat dipakai oleh wanita dengan : otot otot vagina yang kuat, ukuran dan kontur vagina normal, arcus pubis yang dangkal dibelakang simpisis pubis, multigravida, uterus anteflexi, serviks yang panjang yang mengarah ke belakang. Jenis ini cocok untuk vagina normal dan disarankan untuk pemakaian pertama kali. Memiliki pegas jam yang kuat dan mudah dipasang.
b.      Coil spring (coiled wire)
Pinggir alas diafragma mempunyai kawat logam dengan pegas/per spiral yang bundar dan dilapisi karet, diafragma ini terutama berguna untuk wanita dengan : otot otot vagina yang kuat, arcus pubis yang dalam dibelakang os pubis tidak ada perubahan posisi uterus, ukuran dan kontur vagina normal. Jenis ini cocok untuk wanita yang vaginanya kencang dan peka terhadap tekanan. Jenis ini memiliki pegas kumparan spiral dan jauh lebih lunak dari pegas datar.
c.       Arching spring (kombinasi metal spring)
Pinggir alas diafragma mempunyai pegas logam rangkap, diafragma ini cocok dengan wanita dengan : tonus otot otot vagina yang jelek, sistokel/rektokel sedang, prolapsus uteri ringan, serviks yang panjang yang mengarah ke depan. Jenis ini bermanfaat pada dinding vagina yang tampak kendur atau panjang dan posisi serviks menyebabkan pemasangan sulit. Tipe ini merupakan kombinasi dari flat spring dan coil spring, dan menimbulkan tekanan kuat pada dinding vagina.





C.    Indikasi
Alat kontrasepsi metode barier yang berupa diafragma ini mempunyai cara kerja sebagai berikut:
1.      Mencegah masuknya sperma melalui kanalis servikalis ke uterus dan saluran telur (tuba falopi).
2.      Sebagai alat untuk menempatkan spermisida.
3.      Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopii) dan sebagai alat tempat spermisida.

D.    Kontraindikasi
1.      Kelainan anatomis dari vagina, serviks dan uterus : 
2.      Prolapsus uteri, cystocele/rectocele yang besar, retroversi atau anteflexi
 uterus yang berlebihan, septum vagiina
3.      Infeksi traktus urinarius yang berulang ulang
4.      Alergi terhadap latex atau spermisid
5.      Riwayat Sindrom Syok Toksik (Toxic Shock Syndrome)
6.      Nyeri pelvis/nyeri introitus yang sementara oleh sebab apapun (PID, Herpes, baru mengalami episiotomi, introitus yang sangat sempit/ketat)
7.      Postpartumn (bayi aterm) 6-12 minggu
8.      Ketidakmampuan calon akseptor atau pasangannya untuk mempelajari dan melaksanakan teknik insersi yang benar

E.     Cara pemakaian
1.      Memilih Ukuran Diafragma
a.       Jari telunjuk dan jari tengah dimasukkan ke dalam vagina sampai ujung jari tengah menyentuh dinding posterior vagina. Ibu jari digerakkan sampai titik pertemuan jari telunjuk dengan os pubis.
b.      Jarak antara ujung jari tengah dan bagian depan ibu jari adalah diameter diafragma yang diperlukan
2.      Insersi Diafragma
a.       Diafragma ditekan dijepit/ditekan diantara ibu jari dan jari-jari tangan dan didorong sejauh mungkin kedalam vagina
b.      Dengan jari telunjuk diperiksa bahwa letak diafragma tepat dibelakang os pubis dan menutupi servik
c.       Diafragma yang dipasang dengan benar terletak diantara bagian posterior os pubis dan fornix-posterior vagina serta menutupi serviks
d.      Untuk memeriksa bahwa diafragma terpasang dengan tepat, jari telunjuk meraba serviks melalui kubah diafragma
e.       Untuk mengeluarkan diafragma, jari telunjuk dikaitkan dibawah lingkaran depan diafragma (dibelakang os pubis)

F.     Manfaat
Alat kontrasepsi diafragma memberikan dua manfaat secara kontrasepsi dan non kontrasepsi.
1.      Manfaat kontrasepsi
a.       Efektif bila digunakan dengan benar.
b.      Tidak mengganggu produksi ASI.
c.       Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah dipersiapkan sebelumnya.
d.      Tidak mengganggu kesehatan klien.
e.       Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
2.      Manfaat non kontrasepsi
a.       Memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual.
b.      Dapat menampung darah menstruasi, bila digunakan saat haid.
G.    Keterbatasan
Meskipun alat kontrasepsi diafragma ini mempunyai manfaat secara kontrasepsi maupun non kontrasepsi, tetapi alat ini juga mempunyai keterbatasan. Adapun keterbatasan diafragma, antara lain:
  1. Efektifitas tidak terlalu tinggi (angka kegagalan 6-16 kehamilan per 100 perempuan per tahun pertama, bila digunakan dengan spermisida).
  2. Keberhasilan kontrasepsi ini tergantung pada cara penggunaan yang benar.
  3. Memerlukan motivasi dari pengguna agar selalu berkesinambungan dalam penggunaan alat kontrasepsi ini.
  4. Pemeriksaan pelvik diperlukan untuk memastikan ketepatan pemasangan.
  5. Dapat menyebabkan infeksi saluran uretra.
  6. Harus masih terpasang selama 6 jam pasca senggama.
H.    Efek samping dan komplikasi
Efek samping yang serius umumnya tidak ada, bilamana diafragma dipakai sebagaimana semestinya. Kadang kadang reaksi alergi dan iritasi vagina, infeksi
Sebab sebab kegagalan :
1.    Ketidaktauan cara pemasangan yang benar
2.    Ukuran diafragma tidak tepat
3.    Terjadinya perubahan letak diafragma selama sanggama
4.    Adanya cacat/kerusakan pada diafragma
Perlu diperhatikan :
      Jika ada kemungkinan terjadi sindrom syok keracunan, rujuk segera pasien  ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap. Apabila terjadi panas lebih dari 38 derajat Celcius maka berikan rehidrasi per oral dan analgesi.









I.       Penanganan efek samping
Efek samping
Penanganan
Infeksi saluran uretra.


Pengobatan dengan anti biotic yang sesuai, apabila diafragma menjadi pilihan utama dalam ber-KB. Saran untuk segera mengosongkan kandung kemih setelah melakukan hubungan seksual atau sarankan memakai metode lain.
Dugaan adanya reaksi alergi diafragma atau dugaan adanya reaksi alergi spermisida.
Walaupun jarang terjadi, terasa kurang nyaman dan mungkin berbahaya. Jika ada gejala iritasi vagina, khususnya pascasanggama, dan tidak menghidap IMS, berikan spermisida yang lain atau bantu untuk memilih metode lain.
Rasa nyeri pada tekanan terhadap kandung kemih/ rectum.
Pastikan ketepatan letak diafragma apabila alat terlalu besar. Cobalah dengan ukuran yang lebih kecil. Tindaklanjuti untuk meyakinkan masalah telah di tangani.
Timbul cairan vagina dan berbau jika di biarkan lebih dari 24 jam.
Periksa adanya IMS atau benda asing dalam vagina (tampon dll). Jika tidak ada, sarankan klien untuk melepas diafragma setelah melakukan hubungan seksual, tapi tidak kurang dari 6 jam setelah aktivitas terakhir. Serelah diangkat (diafragma harus dicuci dengan hati-hati menggunakan sabun cair dan air, jangan menggunakan bedak atau talk jika akan disimpan). Jika mengidap IMS, lakukan pemrosesan alat sesuai dengan pencegahan infeksi.


J.      Seleksi klien pengguna diafragma
Diafragma
sesuai untuk klien yang :
Tidak sesuai klien yang :
           Tidak menyukai metode kontrasepsi hormonal,seperti perokok, atau diatas usia 35 tahun.
           Tidak menyukai penggunaan AKDR.
           Menyusui dan perlu kontrasepsi.
           Memerlukan proteksi terhadap IMS.
           Memerlukan metode sederhana sambil menunggu metode yang lain.
           Berdasarkan umur dan paritas serta masalah kesehatan menyebabkan kehamilan menjadi berisiko tinggi.
           Terinfeksi saluran uretra.
           Tidak stabil secara psikis ata tidak suka menyentuh alat kelaminnya (vulva dan vagina).
           Mempunyai riwayat sindrom syok karena keracunan.
           Ingin metode KB efektik.










BAB IV
PENUTUP


1.      Kesimpulan
Metode kontrasepsi dengan cara menghalangi pertemuan sperma dengan sel telur yang sifatnya sementara, yakni menghalangi masuknya sperma sejak vagina sampai kanalis servikalis. Yang termasuk kedalam kontrasepsi metode barier adalah: Kondom, Spermisida, Diafragma. Masing-masing alat KB tersebut menmunyai keuntungan dan kerugian. Dan alat-alat kontrasepsi tersebut efektif bila digunakan dengan baik dan benar.

2.      Saran
Perlu diperhatikan juga penggunaannya agar tidak menimbulkan efeksamping yang berlebihan. Perlu diperhatikan juga kontraindikasi sebelum menggunakan kontrasepsi diafragma. Dan juga diperhatikan cara penggunaan yang benar agar efektif dan tidak menimbulkan efek samping dan kegagalan kontrasepsi.













DAFTAR PUSTAKA


Mansjoer,Arif dkk.2000.Kapita Selekta Kedokteran FKUI.Jakarta:Media Aesculapius.
Saifuddin,Abdul Bari.2000.Buku panduan Praktek Pelayanan Kontrrasepsi.Jakarta:Bina Puataka.
HTTP//:kebidanan  KONTRASEPSI SEDERHANA DENGAN ALAT.htm diakses pada 03 november 2016




Tidak ada komentar:

Posting Komentar