Sabtu, 05 Maret 2016

asuhan keperawatan pada agne vulgaris



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Peradangan kronik (menahun) folikel pilosebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri. dengan gambaran khas komedo, papul, pustul, nodus dan kista pada tempat-tempat predeliksinya, biasanya pada punggung, dada dan wajah.
Akne vulgaris (jerawat) penyakit kulit akibat perdangan kronik folikel pilosebasea yang umunya terjadi pada masa remaja dengan gambaran klinis berupa komedo, papula, pustul, nodus, dan kista pada tempat predileksinya. (Arif Mansjoer, dkk. 2000)
Akne vulgaris (jerawat) merupakan kelainan folikel umum yang mengenai pilosebasea (polikel rambut) yang rentan dan paling sering ditemukan di daerah muka, leher, serta bagian atas. Akne ditandai dengan komedo tertutup (white head), komedo terbuka (black head), papula, pustul, nodus, dan kista. ( Brunner & Suddarth, 2001 )
Akne vulgaris (jerawat) menjadi masalah pada hampir semua remaja. Akne minor adalah suatu bentuk akne yang ringan, dan dialami oleh 85% para remaja. Gangguan masih dianggap sebagai proses fisiologik. Lima belas persen remaja menderita ini. Biasanya akne vulgaris mulai timbul pada masa pubertas. Pada wanita insidens terbanyak terdapat pada usia 14 – 17 tahun, sedangkan pada laki-laki 16 – 19 tahun.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana konsep penyakit Acne Vulgaris?
2.      Bagaimana asuhan keperawatan pada Acne Vulgaris?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui konsep penyakit Acne Vulgaris.
2.      Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada Acne Vulgaris.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.      Pengertian
Acne vulgaris ( jerawat) penyakit kulit akibat perdangan kronik folikel pilosebasea yang umunya terjadi pada masa remaja dengan gambaran klinis berupa komedo, papula, pustul, nodus, dan kista pada tempat predileksinya (Arif Mansjoer, dkk. 2000)
Acne vulgaris ( jerawat) merupakan kelainan folikel umum yang mengenai pilosebasea (polikel rambut) yang rentan dan paling sering ditemukan di daerah muka, leher, serta bagian atas. Akne ditandai dengan komedo tertutup (white head), komedo terbuka (black head), papula, pustul, nodus, dan kista (Brunner & Suddarth, 2001)

2.      Klasifikasi Akne Vulgari
a.       Akne diklasifikasikan sebagai berikut:
1)      Komedonal ( komedo hitam dan komedo putih)
2)      Papulopustular ( papula dan Postula )
3)      Kistik
b.      Macam – macam akne:
a)      Ekskoriata terjadi pada individu yang memanipulasi jerawat secara obsesif, dengan demikian dapat menimbulkan jaringan parut yang banyak sekali.
b)      Akne konglobata merupakan bentuk akne kistik yang paling berat dengan kista profunda, komedo multiple dan jaringan parut yang nyata. Keadaan ini dapat disertai demam, dan mungkin pasien perlu dirawat dirumah sakit.
c)      Akne koloidalis memiliki jaringan parut dan keloid multiple di tempat–tempat terdapat lesi akne.

3.      Etiologi
Akne biasanya disebabkan oleh tingginya sekresi sebum. Androgen telah diketahui sebagai perangsang sekresi sebum, estrogen mengurangi produksi sebum. Penyebab eksternal acne vulgaris jarang teridentifikasi.
1)      Beberapa kosmetik dan minyak rambut (hair pomades) dapat memperburuk akne
2)      Obat-obatan pemicu timbulnya akne antara lain: steroid, lithium, beberapa antiepilepsi, dan iodides.
3)      Congenital adrenal hyperplasiapolycystic ovary syndrome, dan kelainan endokrin lainnya (dengan kadar androgen yang berlebihan) dapat memicu perkembangan acne vulgaris.
4)      Acne vulgaris dapat juga dipengaruhi oleh faktor-faktor genetic.

4.      Manifestasi Klinik
Gejala lokal termasuk nyeri (pain) atau nyeri jika disentuh (tenderness). Biasanya tidak ada gejala sistemik pada acne vulgaris. Akne yang berat (severe acne) disertai dengan tanda dan gejala sistemik disebut sebagai acne fulminans.
Acne dapat muncul pada pasien apapun sebagai dampak psikologis, tanpa melihat tingkat keparahan penyakitnya. Erupsi kulit berupa komedo, papul, pustule,nodus atau kusta dapat disertai rasa gatal. Isi komedo adalah sebum yang kental atau padat. Isi kista biasanya berupa pus dan darah. Tempat predileksi adalah muka, bahu, leher, dada, punggung bagian atas dan lengan bagian atas.

5.      Patofisiologi
Patologi (hormonal,stres,genetik,bakteri) –> masa pubertas –> Hormon androgen menstimulasi kelenjar sebasea –> kelenjar sebasea membesar dan mensekresikan sebum –> sebum merembas naik hingga puncak folikel rambut –> mengalir keluar pada pemukaan kulit–> duktus pilosebaseus tersumbat sebum –>lesi obstruktif –>di latasi folikel sebasea dampaknya dibagi 2 yaitu : 1. penipisan dinding folikular 2. penipisan dinding folikular –> pecah –>isi folikular keluar dan mengiritasi dermis –> lesi baru –>infeksi berulang–>risiko infeksi
Mikro komedo dibagi dua yaitu :
1)      komedo terbuka, hitam akibat akumulasi lipid, bakteri dan debris epitel
2)      komedo tertutup –>perembasan isi folikel ke dermis –> inflamasi –lesi akne
dampak lesi akne di bagi tiga:
1)      papula eritematosa
2)      kista inflamatorik
3)      pustyla

6.      Pemeriksaan Diagnostik
Karena banyak factor sebagai penyebab acne vulgaris maka penanganan yang menyeluruh dapat membantu mempercepat penyembuhan dan mencegah kekambuhan.Selain terapi kulit secara medik diperlukan juga psikoterapi. Penambahan psikoterapi pada pasien acne vulgaris dapat menurunkan angka kambuh. Dengan relaksasi dapat meningkatkan daya tahan kulit dan aliran darah kekulit meningkat.Kadang-kadang diperlukan psikofarmakologi untuk menurunkan kecemasan dan depresinya yaitu dengan anti cemas maupun anti depresi.

7.      Penatalaksanaan
a.       Topikal
Bahan-bahan iritasi, misalnya resorsinol 3%, asamsalisilat 3-5%, asam vit. A 0,05%.
b.      Anti bakteri, misal :tetrasiklin 1%, eritromisin 1%, peroksidabenzoil 2,5%.
 Lain-lain : sulfur 4-20%, kortikosteroid, etillaktat 10% dalamgliserin 5-10% danetanol 80%.Hormon : Estrogen, anti androgen, kortikosteroid{ intolesi }. Retinol dan vitamin A. Lain-lain : anti inflamasi non steroid { ibuprofen }, dapson. Perawatan kebersihan kulit dan diet bagi yang memerlukan dapat dianjurkan.
c.       Sistemik
Anti bakteri :tetrasiklin, minosiklin, kotrimoksasol, lingkomisin, klindamisin.

8.      Komplikasi
Lesi akne dapat berlanjut menjadi permanent Scaring.








BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1.      Pengkajian
Biodata
Informasi identitas/data dasar meliputi, nama, umur, jenis kelamin, agama, alamat, tanggal pengkajian, pemberi informasi.
2.      Riwayat Kesehatan
1.1  Keluhan Utama
Gatal pada bagian wajah
1.2  Riwayat kesehatan sekarang
Klien masuk ke rumah sakit dengan keluhan gatal  pada bagian wajah serta mengeluh karena pada bagian wajahnya terdapat jerawat.
1.3  Riwayat kesehatan masalalh
Diketahui baik yang berhubungan dengan system integument maupun penyakit sistemik lainnya. Demikian pula riwayat penyakit keluarga, terutama yang mempunyai penyakit menular, herediter.
3.      Fungsi Pola Kesehatan
a.       Pola persepsi terhadap kesehatan apabila sakit,klien bisa membeli obat obatan terdekat atau apabila terjadi perubahan pasien memaksakan diri ke puskesmas atau RS terdekat.
b.      Pola aktifitas latihan. Aktifitas latihan selama sakit:0 1 2 3 4
a)      Makan
b)      Mandi
c)      Berpakaian
d)     Eliminasi
c.       Istirahat tidur pada pasien akne terjadi gangguan pola tidur akibat adanya rasa gatal
d.      Pola nutrisi metabolic tidak ada gangguan dalam nutrisi metaboliknya
e.       Pola eliminasi normal
f.       Polak ognitif perceptual saat pengkajian klien dalam keadaan sadar,bicara jelas,pendengaran dan penglihatan normal
g.      Pola peran hubungan:system dukungan orang tua
h.      Pola seksual reproduksi normal
i.        Masalah utama yang terjadi selama klien sakit, klien selalu merasa gatal dan nyeri, dan pasien menjadi malas untuk bekerja. Kehilangan atau perubahan yang terjadi  klien malas untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

4.      Diagnosa Keperawatan
1)      Resiko terjadi penyebaran infeksi b/d pertahanan primer tidak adekuat
2)      Nyeri b/d proses peradangan
3)      Gangguan perubahan citra tubuh b/d keadaan luka
4)      Kurang pengetahuan b/d kurang informasi tentang penyakitnya
5)      Ansientas b/d kecacatan
6)      Kerusakan integritas kulit b/d kerusakan permukaan kulit

5.      Intervensi Keperawatan
1)      Dx 1 Resiko terjadi penyebaran infeksi b/d pertahanan primer tidak adekuat
Intervensi:
a.       Observasi keadaan luka pasien
b.      Gunakan tehnik septic dan aseptic selama perawatan luka
c.       Tekankan tehnik cuci tangan yang baik untuk setiap individu yang kontak dengan pasien
d.      Kolaborasi pemberian antibiotic
Rasional:
a.       Mengetahui keadaan luka pasien
b.      Mencegah terpajan organism infeksius
c.       Mencegah kontaminasi silang dan menurunkan resiko penyebaran infeksi
d.      Antibiotic dapat membantu mengurangi penyebaran infeksi

2)      Dx 2 : Nyeri b/d proses peradangan
Intervensi :
a.       Observasi tingkat nyeri pasien(skala 0-10)
b.      Ajarkan pasien tehnik distraksi,relaksasi
c.       Beri posisi yang nyaman
d.      Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional:
a.       Mengetahui derajat nyeri pasien
b.      Distraksi relaksasi dapat membantu meringankan nyeri
c.       Memberikan kenyamanan pada pasien sehingga dapat mengurangi nyeri yang dirasakan
d.      Pemberian analgetik dapat membantu meringankan derajat nyeri pasien

3)      Dx 3 :Gangguan perubahan citra tubuh b/d keadaan luka
Intevensi:
a.       Observasi makna perubahan yang dialami oleh pasien
b.      Libatkan keluarga atau orang terdekat dalam perawatan
c.       Catat perilaku menarik diri peningkatan ketergantungan, manipulasi atau tidak terlibat pada perawatan
Rasional
a.       Mengetahui perasaan pasien tentang keadaannya dan control emosinya
b.      Dukung keluarga dan orang terdekat dapat mempercepat proses penyembuhan
c.       Dugaan masalah pada penilaian yang dapat memerlukan evaluasi lanjut dan terapi lebih ketat

4)      Dx 4 : Kurang pengetahuan b/d kurang informasi tentang penyakitnya
Intervensi:
a.       Diskusikan tentang perawatan kulit,contoh :penggunaan pelembab dan pelindung sinar matahari
b.      Berikan HE tentang Higiene,pencegahan dan pengobatan penyakitnya
c.       Tekankan pentingnya mengevaluasi perawatan
Rasional:
a.       Meningkatkan perawatan diri setelah pulang dan kemandirian
b.      Meningkatkan pengetahuan pasien
c.       Dukungan jangka panjang continue dan perubahan terapi dibutuhkan untuk mencapai penyembuhan optimal

5)      Dx 5 : Ansientas b/d kecacatan
Intervensi :
a.       Observasi derajat ansietas pasien
b.      Informasikan pasien bahwa perasaannya normal
c.       Berkan kenyaman fisik, lingkungan tenag dan istirahat
Rasional:
a.       Mengetahui tingkat ansietas pasien sehingga dapat memberikan HE yang tepat
b.      Pemahaman bahwa perasaan normal dapat membantu pasien meningkatkan beberapa perasaan kontrol emosi
c.       Rasa nyaman dapat meningkatkan relaksasi sehingga membantu menurunkan ansietas

6)      Dx 6 : Kerusakan integritas kulit b/d kerusakan permukaan kulit
Intervensi :
a.       Obeservasi atau catat ukuran, warnadan keadaan kulit di ara sekitar luka
b.      Ubah posisi dengan sering
c.       Beri perawatan kulit sering agar tidak terjadi kering atau lembab
Rasional :
a.       Mengetahui perkembangan luka pasien dan kulit di sekitarnya
b.      Memperbaiki sirkulasi darah
c.       Terjadi kering / lembab dapat merusak kulit dan mempercepat kerusakan







BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Acne vulgaris ( jerawat ) penyakit kulit akibat perdangan kronik folikel pilosebasea yang umunya terjadi pada masa remaja dengan gambaran klinis berupa komedo, papula, pustul, nodus, dan kista pada tempat predileksinya.

B.     Saran
Saran Bagi Mahasiswa Keperawatan
Seluruh mahasiswa keperawatan agar meningkatkan pemahamannya terhadap penyakit Acne vulgaris sehingga dapat dikembangkan dalam tatanan layanan keperawatan.

Saran Bagi Institusi Pendidikan
Bagi institusi pendidikan hendaknya menyediakan buku – buku yang ada kaitannya dengan penyakit Acne vulgaris, sehingga menambah refrensi bagi mahasiswa keperawatan.













DAFTAR PUSTAKA

         Taylor, M. Cynthia, Sheila Sparks Ralph.2010.Diagnosis Keperawatan dengan Rencana Asuhan Edisi : 10.Jakarta : EGC.
         http://acnevulgaris.wikipedia.com



PHATWAY ACNES VULGARIS

Etiologi                                                                                                           predisposisi                                                                                                    

Tingginya sekresi sebum                                                                     genetik,stress,bakteri
                                                                                                                                                      

                        Asam lemak bebas                                          menimbulkan white komedo

                        Terbentuknya gliserida                                                reaksi peradang
                        Dalam sebum

                        Flora folikel                                                     sumbatan saluran polisel

                        Kurang pengetahuan                        gangguan citra tubuh           kerusakan
                                                                                                                            Integritas kulit







Tidak ada komentar:

Posting Komentar